Rekomendasi Ke SMS, Iwan Adam Bertahan di Golkar…??
Tajuk : Ilyas Mohamad
MARISA – Banyak yang tercengang Iwan Adam tak direkomendasikan DPP Golkar untuk maju sebagai Calon Bupati Pohuwato 2020. Namun tidak bagi sejumlah wartawan yang sedari awal mengikuti proses panjang ini. Bahkan meskipun pleno penjaringan bakal calon yang dilakukan di MER beberapa waktu silam, kuli tinta ini sudah bisa mencium aroma-aroma “pembantaian” secara terstruktur untuk Iwan Adam yang saat itu sedang berjuang “sendirian” untuk mendapat rekomendasi Golkar.
Kecurigaan ini berawal dari tidak disetujui Jeanette Kilapong Mbuinga oleh suaminya Syarif Mbuinga yang saat itu menjabat sebagai Ketua DPD II Golkar Pohuwato. Alasan tak disetujuinya cukup diterima dengan akal. “Ibu Jeanette tidak mau, dia akan mengurus keluarga,” tegas Syarif saat diwawancarai awak media.
Batu loncatan Iwan Adam untuk menggaet kursi Bupati dari Pimpinan DPRD Pohuwato pun berakhir gagal. Setelah gagal menggandeng Jeanette Kilapong Mbuinga di bursa pilkada Pohuwato, Iwan Adam kembali menelan pil pahit bahwasanya DPP Golkar merekomendasikan Nasir Giasi untuk Ketua DPRD Pohuwato. Dia ditugaskan untuk mensosialisasikan dirinya sebagai bakal Calon Bupati serta menjaring “sendiri” bakal calon wakil bupatinya.
Belum kering air mata “kekalahan” dalam kontestasi Ketua DPRD, lagi-lagi Iwan Adam harus merasakan pahit kejamnya demokrasi di tubuh Partai Golkar. Meski awalnya dia menggebu-gebu ingin menjadi Ketua DPD II Golkar Pohuwato pasca Syarif, Iwan Adam tiba-tiba memutuskan tak lagi meramaikan bursa calon ketua DPD II Golkar Pohuwato. Akibatnya, Nasir Giasi terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPD II Golkar Pohuwato. Rentetan kejadian “pemakzulan” ini membuat posisi Iwan Adam di Pilkada Pohuwato makin sulit.
Iwan Adam tetap ngotot menginginkan dirinya direkom partai Golkar dalam pilkada Pohuwato. Namun Golkar seakan “kabur” perspektif politiknya. Bahkan dalam Pleno DPD II yang diperluas , muncul nama bakal calon baru dari partai berlambang beringin ini. Ada nama Nasir Giasi dan Rudy Daenunu yang diorbitkan di ambang batas penerbitan Rekomendsi dari DPP Golkar. Dalam pleno ini, Iwan Adam tak lagi menjadi bakal calon tunggal dari Partai Golkar. Ironisnya dia bersaing dengan Nasir Giasi serta Suharsi Igirisa yang menjadi bakal calon wakil bupati dari partai lain.
Dan…Priittt…!!! DPP Golkar telah meniup peluit panjang tanda drama demokrasi rekomendasi bakal calon Golkar di Pilkada Kabupaten Pohuwato telah berakhir. Damn…! Dan Suharsi Igirisa yang mendapat rekomendasi meski hanya sebagai Calon Wakil Bupati. Nggak realistis memang dengan perolehan 10 kursi di parlemen, tapi sesuai dengan pernyataan Ketua DPD I Golkar Rusli Habibie, beberapa waktu lalu saat Musda DPD II Pohuwato. “Tidak apa-apa Golkar hanya jadi papan dua, asal menang,” canda Rusli Habibie waktu itu. Ucapan yang membuat sejumlah awak media yang meliput acara tersebut sempat mengernyitkan dahi.
Keputusan ini membuat Iwan Adam hanya bisa menggigit jari. Tekada dan kecintaannya untuk memajukan Partai Golkar buyar seketika. Lamunannya yang ditakutkan kini menjadi nyata. Ahhh….!!! Syarif Mbuinga juga pernah dikecewakan DPP Golkar saat tak direkomendasikan sebagai calon bupati dari Partai Golkar di pilkada Pohuwato 2015 silam. Padahal saat itu Syarif menjabat sebagai Ketua DPD II Golkar dan berstatus sebagai Petahana di pilkada Pohuwato. Rekomendasi waktu itu jatuh kepada Al-Amin Uduwala yang notabenenya hanya sebagai pengurus DPD II saja. Syarif Mbuinga bertarung di Pilkada Pohuwato diusung oleh partai lain, bukan Golkar tempat dia dibesarkan sebagai politisi. Hasilnya hampir 70 persen rakyat Pohuwato kembali mempercayakan dirinya sebagai Bupati Pohuwato.
Pertanyaannya.. mampukan Iwan Adam mengulang sejarah Syarif Mbuinga di Pilkada tahun ini. Mengingat Iwan Adam sudah mendapat rekomendasi dari 3 partai politik sebagai syarat tercapainya kuota pencalonannya. PKB, PKS dan PAN sudah menunggunya untuk sepak terjang berikutnya di Pilkada Pohuwato, ketimbang meratapi “hattrick” kegagalannya di partai Golkar. (GOL)
